Assassin’s Creed Shadows semakin mendekati perilisan dan menjadi salah satu game Ubisoft yang paling dinanti tahun ini. Sejak diumumkan, game action RPG ini langsung menarik perhatian, bukan hanya karena gameplay khasnya, tetapi juga karena relevansinya dalam perkembangan industri gaming saat ini. Hadir di tengah perubahan tren dan ekspektasi pemain, Assassin’s Creed Shadows membawa tantangan besar bagi Ubisoft, perusahaan yang pernah menjadi pionir dalam genre dunia terbuka. Setelah beberapa proyeknya mengalami kendala, kesuksesan Shadows menjadi harapan utama bagi Ubisoft untuk kembali ke puncak industri.
Sebagai bagian dari franchise Assassin’s Creed, Shadows tetap mempertahankan DNA khas seri ini dengan perpaduan aksi dan eksplorasi dalam pengalaman bermain single-player. Game ini menjanjikan momen epik dalam ceritanya, tetapi juga memiliki potensi untuk menghadirkan elemen yang terasa kurang segar. Dengan sejarah penjualan lebih dari 200 juta kopi, franchise Assassin’s Creed memiliki standar tinggi yang harus dipenuhi. Valhalla, misalnya, mencatat angka penjualan 20 juta kopi dan pendapatan lebih dari $1 miliar, meskipun beberapa penggemar menganggapnya hanya “cukup bagus.” Kini, muncul pertanyaan besar: apakah Shadows bisa melampaui pencapaian tersebut?
Di sisi lain, Assassin’s Creed Shadows juga menghadapi perdebatan terkait pemilihan karakter utamanya, Yasuke, seorang tokoh sejarah nyata dari Jepang Feodal. Keberadaannya dalam game ini menimbulkan berbagai opini, mulai dari apresiasi atas representasi keberagaman hingga kritik terkait akurasi sejarah. Ubisoft menegaskan bahwa keputusan ini dibuat dengan pertimbangan matang, meskipun kontroversi tetap ada. Industri game telah beberapa kali menghadapi polemik serupa, seperti dalam Space Marine 2 dan Baldur’s Gate 3, tetapi kualitas gameplay sering kali menjadi faktor penentu kesuksesan. Jika Shadows mampu memberikan pengalaman bermain yang solid dan inovatif, ia berpotensi menjadi tonggak kebangkitan Ubisoft. Namun, jika hanya mengulang formula lama tanpa gebrakan baru, maka kritik pedas tidak bisa dihindari.
