Bayangkan jika Rust bertemu Metal Gear dan pergi berlibur ke museum sejarah dengan ditemani beruang mabuk dan burung unta yang bersahabat. Inilah vibe dari DMZ: Nuclear Survival, game survival dunia terbuka yang kini sedang ramai diperbincangkan setelah trailernya muncul di ajang Indie Live Expo 2025. Dibuat oleh dua developer dari studio indie Wild Dog asal Saitama, Jepang, game ini penuh dengan ide liar dan orisinal yang membuatnya berbeda dari game survival lainnya.
Dalam DMZ, kamu akan menjelajahi dunia Pangaea yang terbentuk dari reruntuhan bumi setelah perang nuklir global. Menariknya, game ini membawa latar belakang sejarah dengan puing-puing dari berbagai era, mulai dari piramida Mesir hingga kuil Romawi kuno. Pemain bisa menggali artefak bersejarah dan bahkan riset DNA prajurit legendaris untuk memanggil mereka kembali ke medan perang.
Tidak hanya itu, DMZ menawarkan mekanisme gameplay unik dengan memungkinkan pemain merekrut hewan-hewan kocak sebagai teman. Beruang pecinta bir dan burung unta siap menjadi companion yang membantu crafting, memberikan perlindungan, atau bahkan hanya untuk hiburan. Dunia game ini terbentuk secara acak dengan bioma yang bervariasi, seperti gurun, hutan, dan salju, serta dapat diisi oleh lebih dari 100 pemain.
Game ini juga memiliki sistem pertarungan seru melawan lingkungan, pemain lain, dan makhluk aneh, dengan mode online masif dan crafting yang kompleks. Walaupun DMZ memiliki mode offline single-player, yang cocok untuk pemain santai, game ini siap untuk memberikan pengalaman yang gila dan penuh kejutan. Dikembangkan oleh hanya dua orang, DMZ: Nuclear Survival segera hadir dalam versi Early Access tanpa skema free-to-play, meski akan ada pembelian dalam game.